Senin, 14 Januari 2019

Keempat

Gedong pusaka

Semula gedung pusaka keraton , dibangun sekitar pada tahun 1800-an dengan sederhana menggunakan bilik bambu ,d idirikan sebagai tempat menyimpan benda benda pusaka kemudian mengalami renovasi terus menerus pada masa sultan kanoman yang ke-8 sultan zulkarnaen ,pada tahun 1920 sampai tahun 1976 .pada tahun 1980 dibawah kepemimpinan sultan djalaludin , renovasi kembali dilakukan .barulah sekitar tahun 1997 mengalami renovasi besar-besaran menjadi bangunan permanen atas permintaan sultan ke-9 itu.
Kemudian pengola gedung pusaka keraton kanoman di lanjutkan pada masa sultan M.Emirudin, yang pengelolanya yang di serah kan pada P.R.M Hamzah sebagai adik dari sultan M.Emirudin .sebagai tempat menyimpan benda pusaka yang dimiliki keraton kanoman dan d ibuka untuk umum,seperti museum pada umumnya. Biasanya para pengunjung gedung museum keraton kanoman adalah masyarakat umum, mahasiswa, peneliti, dan tamu mancanegara untuk kepentingan studi maupun wisata sejarah Gedung pusaka keraton kanoman. Museum diresmikan pada tahun 1997 oleh sultan kanoman.
Gedung pusaka keraton kanoman ini terbuat dari batu bata,tanah,dan semen dan di baluri semen putih sehingga tidak perlu di cat lagi sedangkan di bagian atap terbuat dari genteng biasa yang di gunakan untuk membuat rumah  sehingga gedung pusaka keraton kanoman tersebut masih kokoh berdiri dan masih terlihat bagus.
Fungsi gedung pusaka keraton kanoman ini adalah untuk menyimpanya benda benda yang amat sekali pusaka seperti keri ,kereta kencana ,maupun benda lainnya didalam gedung pusaka keraton kanoman tersebut udaranya sangat sejuk dan dingin di karenakan benda benda tersebut berukuran kecil sedangkan ukuran gedung yang cukup besar konon katanya udara di ruangan tersebut wangi apabila orang yang memasuki itu baik maka orang itu akan iku wangi seperti benda tersebut .
Tujuan gedung pusaka keraton kanoman dibuat ini agar masyarakat umum seperti mahasiswa tau betapa berartinya benda benda peninggaln tersebut dan mempunyai makna tersendiri karena dibuat oleh tangan asli orang yang sangat berkesan pada jaman dahulu dan betapa ajaran sulitnya untuk menebarkan agama islam maka dari itu dibuatlah gedung pusaka keraton kanoman.
Gedung pusaka keraton kanoman ini memiliki luas kurang lebih 9 meter x 8 meter dan memiliki tinggi kisaran 7 meteran d idepan gedung tersebut terdapat cindera mata seperti tulisan gedung pusaka keraton kanoman dan bunga bunga yang indah dipandang oleh mata maka tak jarang orang yang ber poto poto dipintu masuk gedung  pusaka keraton kanoman dan didepan gedung pusaka kerato kanoman tersebut terdapat halaman yang cukup luas untuk parkir mobil atau kendaraan lain seperti beca delman kereta kencana atau sebagainya
Maka dari itu gedung pusaka keraton kanoman di jadikan tempat wisata yang rame di  kunjungi masyarakat umum atau pun mahasiswa seperti kita ini yang baru baru kemaren berkunjung ke keraton kanoman yang sedikit agak menyeramkan tetapi banyak lucunya soalnya pemandu wisatanya itu kocak dan lucu.
Tetapi ada hal yang tidak saya sukai karena disana banyak hal hal yang janggal atau berbau mistis contohnya pemandu wisata tersebut sering kali menakuti pengunjungnya dengan cara mengasi tau bahwa disini ada penunggunya yang kalo di ganggu itu marah sehingga membuat pengunjunga takut dan hawatir dan bikin tidak nyaman untuk mengamati tempat terebut. Dan intinya harus dihilangkan hal hal tersebut karena tidak mengenakkan pengunjung .
Read More

Ketiga


PENDOPO
Pendopo digunakan sebagai tempat untuk memahat kayu, membuat lukisan kaca, latian tari topeng, dan latian gamelan, dan tempat ini biasanya digunakan untuk tempat bermusyawarah atau menyambut tamu, penobatan sultan dan pemberian restu dalam acara Maulid Nabi maupun acara-acara yang berbau islam.
Pendopo ini tidak memiliki dinding di dalam ruangan tersebut terdapat benda-benda seperti alat musik, alat untuk melukis, maupun memahat. Letak pendopo ini didekat pintu sebelah orang yang dibuka 1 tahun sekali pada saat acara Maulid Nabi saja, Pintu ini digunakan sebagai tempat untuk jalan nya benda-benda pusaka yang keluar dari museum menuju sumur 7 kemudian di samping kanan pendopo terdapat museum Keraton Kanoman, di museum ini lah benda-benda pusaka di simpan.
Hal yang menarik dalam Pendopo ini adalah terdapat hiasan berupa piring-piring yang di datangkan langsung dari luar Negri oleh bangsawan dari China, Belanda dan Jepang, yang menghiasi dinding-dinding Pendopo selain piring ada juga keramik yang di buat dari batu asli yaitu batu Ampar dan pagar yang terbuat dari kayu, Bukan Cuma di Keraton Kanoman saja piring-piring hiasan dan batu Ampar ini terdapat pada setiap Keraton di Cirebon. Hal ini di sebabkan oleh Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarief Hidayatulloh, Ini menikah dengan luar Indonesia sehingga piring itu sebagai tanda bahwa China, Belanda, Jepang dan Indonesia ada ikatan Persaudaraan.
Selain itu Pusat perdagangan yang besar terdapat pada negara China hal ini yang mempengaruhi piring-piring di datangkan. Pendopo ini memiliki luas kurang lebih 8m x 9m x 4m. Pendopo ini sudah berumur ratusan tahun sehingga ada benda yang rapuh maupun bangunan yang sudah rapuh, lain dengan lantai yang terbuat dari batu asli itu masih cukup baik kondisi nya ada pun atap yang agak sedikit bocor sungguh miris melihat nya. Tetapi pendopo ini masih cukup baik di gunakan untuk sampai sekarang masih digunakan untuk keperluan para Sultan dan Keturunan nya untuk acara berbagai berikut Contoh nya seperti Maulid Nabi, Tahlilan, Seserahan, Syukuran, maupun di gunakan untuk menyambut tamu dari turunan raja maupun raja atau Sultan yang datang ke keraton Kanoman untuk Bersilaturahmi atau berkunjung ke keraton saja.
Sebelah barat Pendopo terdapat bangunan Lonceng, Bangunan ini berbentuk persegi, Berdinding memiliki satu pintu saja. Pendopo ini berisi benda-benda peninggalan dan lonceng yang cukup besar, Lonceng ini terbuat dari bahan kuningan asli. Di gunakan untuk memberi  tanda untuk petugas Keraton Kanoman, untuk memasuki waktu semirang. Yang terletak di sebelah barat pintu adalah nama yang berasa dari kata Semi(Tumbuh) dan rang(buah pikiran). Sehingga bangunan ini pada masa lalu merupakan tempat para seniman Keraton untuk mencari inspirasi dan sekarang bangunan ini menjadi sekretariat pemandu pengunjung Keraton ini pun Menceritakan bahwa Pendopo ini memiliki makna.
Pendopo ini juga tidak jauh beda dengan Aula, Hanya saja aula Adalah gedung yang tertutup, tetapi Pendopo bangunan yang tidak memiliki dinding dan terbuka tetapi fungsi kedua nya sama saja. Maka tak jarang banyak orang yang bekunjung kekereton kanoman itu kalo cape beristirahat dipendopo karena dibangunan itu udaranya cukup sejuk dan adem sampe sampe ada orang yang ketiduran disana sampai tidak tau waktu bahwa sudah memasuki waktu sholat dan orang itu masih saja tidur  
Read More

WITANA



Bangunannya menyerupai joglo/bale atau tempat istirahat sementara. Ukurannya hanya sekitar dua meter tinggi dan panjang, serta lebar satu meter. Kondisinya masih terjaga di belakang komplek Keraton Kesultanan Kanoman.


Di Bangsal Witana, suasananya sunyi, menenangkan. Pepohonan tua yang rimbun, ditambah arsitektur bermotif khas kerajaan, seakan sedang berada di masa lalu.

Banyak simbol bernuansa filosofis dipahatan kayu Witana, ukiran-ukirannya mengundang tanya arti makna bagi siapa pun yang mengunjungi Bangsal Witana Keraton Kanoman.
Bangsal Witana dibangun pertama kali oleh Ki Gedeng Alang-Alang (Ki Danusela) saat pertama kali membuka Tegal Alang-alang di Kebon Pesisir.

"Dahulu kala, belum ada pemukiman di Dukuh Caruban atau perkampungan Caruban. Ki Danusela membuka lahan karena masih banyak alang-alang (pepohonan besar), kemudian Ki Danusela dikenal sebagai Ki Gedeng Alang-alang,"

Di langit-langit Bangsal Witana terdapat ukiran menunjukkan angka Candra Sengkala menandakan tahun renovasi komplek pada 1561 Saka atau sekitar 1639 Masehi.

Bangsal Witana difungsikan sebagai tempat lelakon sultan atau menimba ilmu kebatinan. Witana berasal dari kata bahasa Cirebon Kuna, yaitu "Awite Ana" yang berarti permulaan ada. Arti lainnya, adalah bangsal tersebut harus selalu dihias.

pada abad ke-14, Pangeran Cakrabuana meneruskan jabatan kepada ke Ki Gedeng Alang-alang sebagai Mbah Kuwu Cirebon. Memasuki abad ke-16, Kesultanan Cirebon menjadi dua kesultanan yakni Kasepuhan dan Kanoman.
 bahwa seluruh bangunan inti dan sakral di Keraton Kanoman menghadap ke Utara. Keraton Kanoman sendiri dalam sejarahnya tidak terpisahkan dengan penyebaran misi ajaran Islam, yang merupakan pengembangan keraton sebelumnya.

"Dari sejarahnya, dari dulu hingga sekarang, fungsi utama Keraton Kanoman adalah sebagai penjaga dan pengembangan budaya Islam. Tradisi yang masih terjaga di Keraton adalah kazanah nilai luhur yang punya banyak arti,"
Read More

Kedua


Keraton kanoman
Keraton Kanoman didirikan pada tahun 1510 Saka atau 1588 Masehi oleh Sultan Kanoman I yang merupakan keturunan ke-7 dari Sunan Gunung Jati atau Syarief Hidayatullah. Tahun berdirinya tertulis dalam bentuk prasasti yang terdapat pada pintu Pendopo Jinem. Di sana terpahat gambar Surya Sangkala dan Chandra Sangkala yang jika diartikan menjadi matahari (angka 1), wayang darma kusuma(angka 5), bumi (angka 1), dan bintang kemangmang (angka 0).
Sementara Pangeran Mohammad Badridin menjadi Sultan Kanoman dan bergelar Sultan Anom I, yang terjadi pada tahun 1678-1679 M. Salah satu bangunan penting yang terdapat dalam komplek Keraton Kanoman adalah Witana. Witana berasal dari kata “ Awit Ana” yang berarti bangunan tempat tinggal pertama yang didirikan ketika membentuk Dukuh Caruban. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Cirebon adalah salah satu kota tua di Pulau jawa. Cirebon bermula dari pedukuhan kecil. Pedukuhan ini telah terbentuk sejak abad ke-15, yaitu sekitar 1 Sura 1367 Hijriah atau 1445 M, dirintis oleh Ki Gede Alang-alang dan Kawan-kawan. Dukuh Cirebon ini dilengkapi pula dengan Keraton Pakungwati dan TajugPejlagrahan yang dibangun oleh Pangeran Cakrabuana (penerus/ pengganti Ki Gede Alang-alang) pada tahun 1452 M. Pada masa itu dukuh ini telah berkembang dengan penduduk dan mata pencaharian yang beragam. Oleh karena itu dukuh ini juga pernah disebut Caruban yang berarti campuran.Secara administrasi komplek keraton ini berada dalam wilayah kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Komplek Keraton Kanoman dari Utara ke Selatan, menghadap Utara. Pada sebelah Utara terdapat alun-alun dan Pasar kanoman, sebelah barat laut berdiri Mesjid Keraton Kanoman, sebelah selatan dan timur berbatasan dengan pemukiman penduduk dan pemukiman penduduk. Pada halaman depan Keraton Kanoman (Bangsal Jinem) berdiri pohon Weringin Kurung yang melambangkan pengayoman, persatuan dan kesatuan. Pada umumnya, nama maupun fungsi bangunan yang ada di Keraton Kanoman sama dengan yang ada di Keraton Kasepuhan, namun jumlahnya tidak sebanyak yang di Keraton Kasepuhan. Dalam komplek Keraton Kanoman terdapat beberapa bangunan dan taman. Jika kita berjalan dari depan ke belakang, maka kita akan melewati Pancaratna. Pancaratna merupakan bangunan kayu tanpa dinding yang terletak di sebelah barat pintu masuk. Pada masa lalu bangunan ini berfungsi sebagai tempat jaga bintara kerajaan. Sementara Pancaniti yang terletak di sebelah timur pintu masukjuga merupakan bangunan tanpa dinding, yang pada masa lalu berfungsi sebagai tempat jaga prajurit kerajaan. Sebelah selatan Pancaniti terdapat Siti Inggil, dimana berdiri Manguntur dan Bangsal Sekaten, keduanya dinaungi pohon beringin besar.Di keraton kanoman banyak terdapat peninggalan seperti ruangan seperti museum,pendopo,sumur gedung pusaka pintudan masih banyak lagi
Setiap hari pasti ada saja yang berkunjung kekeraton kanoman untuk mengetahui isi didalam museum atau memperluas wawasan sejarah dan ada juga yang datang untuk melakukan hal yang tidak patut dicontoh meskipun hanya beberapa orang yang melakukan seperti tetapa dan meminta kekayaan maupun meminta untuk kesuksesan .
Saya masih heran kenapa masih ada aja orang yang masih percaya dengan begituan
Seharusnya sejarah itu dipahami apa arti bangunan apa arti budaya dan warisan dari tempat tersebut jadi mending gausahlahgaes minta petunjuk kepada selain ALLAH swt yang maha segalanya jadi saran saya sih gabanyakbanyak berdoa, Sholat  dan jaan lupa untuk berusaha jangan mempersulit diri sendiri pada saat keadaan dibawah
Read More

Bangunan witana keraton kanoman

Banguan Witana di Keraton kanoman
Witana dikeraton kanoman dipercaya sebagai bangunan pertama yang beradaatau berdiri di tanah cirebon. Keberadaan witana ini menjadi salah satu kebanggan masyarakat ciebon. Bangunan pertama. Kata witana adalah kata yang berasal dari bahasa cirebon yaitu wit / awit dan ana yang jika diartikan berarti awit = permulaan / mulanya , dan ana = ada. Jadi witana sendiri memiliki arti bangunan pertama, bangunan ini lebih dikenal dengan sebutan bangsal witana yang dulunya digunakan sebagai tempat sultan menimba ilmu atau pun beribadah. Konon katanya bangunan yang berada di komplek keraton kanoman ini dibangun oleh Ki Gede Alangalang pada abad ke 14, yang setelah itu pun pangeran cakrabuana membangun keraton pakungwati  menjadi pusat kesultanan cirebon yang sekarang dikenal dengan sebutan keraton kesepuhan.
Bangunan witana atau bangsal witana ini terbuka sehingga memudahkan kita atau para wisatawan yang berkunjung untuk mengunjungi atau sekedar melihat nya. Disekitar bangsal witana ini terdapat saka yang berfungsi sebagai tempat tidur, selain itu lantai yang berada pada bangunan witana ini masih sangat lah asli yang terbuat dari batu ampar berwarna hitam, namun sebagian lantai tersebut sudh di renovasi. Di witana ini pula terdapat ruangan untuk bersemedi dan tempat untuk mengumandangkan adzan. Hingga saat bangsal witana masih difugsikan sebgai mana fungsinya. ini Di bagian depan bangsal witana ini persis terdapat kolam dan bangunan yang berbentuk batu karang nan kokoh. Unik nya batu karang ini berbeda dengan batu karang lainnya karena batu karang ini berbentuk motif batik khas cirebon yaitu mega mendung, batu karang ini diebut sebagai wadasan. Selain itu, di sebelah kiri bangsal witana ada sebuah sumur, yang tak lain dan tak bukan dinamakan sumur witana.
Sumur witana ini dibangun pada zaman kesultanan yang berada di sebelah kiri atau bisa disebut di depan bangsal witana.fungsi dari sumur witana ini adalah untuk mencukupi kebutuhan yang ada dibangunan witana yang berada di dalam komplek keraton kanoman ini. Uniknya sumur ini hanya memiliki kedalaman yang kurang lebih hanyalah 1,5m (satu setengah meter) saja. Unik bukan? Namun tidak hanya sumur witana saja yang dangkal, tiap tiap sumur yang berada di keraton kanoman juga rata – rata tidak memiliki kedalaman lebih dari dua meter namun sumur sumur itu mengeluarkan air dan tidak pernah kering. Dekat sumur ini terdapat pasolatan yang konon kata nya tempat ini dijadikan sebagai tempat untuk umat islam beribadah (solat). Saat ini bangunan witana atau bangsal witana digunkan sebagai tempat untuk memeperingati hari jadi kota cirebon yang jatuh pada 1 muharom.
Cirebon memiliki banyak sekali tempat wisata dengan tiap tiap nya mengandung unsur budaya yang berbeda. Keraton kanoman ini  ditetapkan sebagai obyek vital yang harus kita jaga dan lindungi. Menurut saya keraton kanoman adalah destinasi yang wajib dikunjungi, tidak hanya untuk berwisata saja namun sebagai bahan observasi pun jadi. Karena dalam kegiatan ini mampu menambah wawasan. Kami sebagai mahasiswa yang ditugaskan untuk mengunjungi keraton kanoman sebagai bahan observasi pun sangat senang karena bisa mengetahui sejarah, mendapat ilu dan juga kami mendapatkan pengalaman baru yang tidak akan kami lupakan. Semoga kita akan bisa terus dan terus mnjaga kebudayaan kebudayaan dan peningglan peninggalan yang tidak hanya berada di cirebon ini melaikan di indonesia kita ini.

Read More

Pertama


MUSHOLA KERATON KANOMAN
Mushola keraton kanoman adalah tempat beribadahnya golongan sultan yang berada dikawasankeraton.didalamsushola terdapat Beberapa  benda peninggalan yang dipakesampe sekarang .contohnya seperti balong (kolam), kentongan, bedug,saka (tiang penyangga),tempat khotbah ,sumur,dan pintu
Balong adalah sebuah tempat bulet yang berisi air untuk bersucinya (wudhu)sultan dan para pengikutnya.
Kentongan dan bedugadalah sebuah alat yang terbuat dari kayu dan kulit binatang sapi maupun domba yang dikeringkan yang digunakan untuk memanggil jamaah atau menandakan bahwa waktu apabila waktu untuk sholat telah tibaalat ini masih digunakan sampe saat ini dan masih terawat baik sampai saat ini sehingga alat tersebut masih cukup baik kondisinya
Saka (tiang penyangga) adalah sebuah kayu jati yang sudah tua yang digunakan untuk menyangga bangunan musholasaka ini sudah berdiri kurang lebih dari tahun 1510 saka atau tiang ini terdapat pahatan atau gambar batik dan tulisan arab yang bermakna sebagai berikut batik mempunyai julukan dari cirebon dan tulisan arab diambil karena sultan beragama islam sehingga tiang digambar tulisan arab dan gambar batik. Dan didepanmushola terdapat halaman kecil yang berisi tanaman dan yang tumbuh dengan liar apabila waktu sholatid halaman tersebut digunakan sebagai tempat sholat karena sangat banyak jamaah yang sholatdikeraton tersebut .
Tempat khotbah (mimbar) adalah tempat untuk ceramahnya sultan keraton pada saat sholatjumat, sholatiduladha dan sholatidul fitri. Tempat ini terbuat dari kayu jati yang sudah cukup tua umurnya.tempat ini hanya digunakan untuk orang yang keturunan dari raja sehingga tempat tersebut selalu wangi karena setiap jumatkliwon tempat ini dikasih wangi wangian oleh orang yang tinggal dikeraton tersebut .
Sumur langgar adalah tempat mata air yang terbuat tanah yang dicangkul dengan kedalaman kurang lebih 7 meter dan dikasih batu bata,semen,tanah dan air untuk melekatkannya sehingga terbentuknya sumur .sumur ini digunakan untuk bersucinya para umat islamatau berwudhudan mandi. Sumur ini tidak pernah gersang atau surut airnya konon katanya apabila air tersebut langsung dikosumsioleh orang yang sedang sakit niscahya akan sembuh dari penyakitnya .
Pintu masuk mushola.pintu tersebut terbuat dari papan kayu jati yang sudah tua juga pintu ini dibuat sengaja pendek. Pintu yang dibuat pendek ini mempunyai makna supaya orang yang memasuki ruangan tersebut menunduk karena memasuki rumah allah itu sudah kewajiban untuk sopan dan santun apabila orang yang tidak sopan akan ada hal yang ganjil atau tidak enak yang dirasakan orang tersebut begitu tidak nyaman. Sebelum pintu masuk mushola terdapat halaman yang cukup luas yang diisi bangunan gedong Gajah Mungkur (tempat menyimpan lonceng besar), untuk memasuki halaman ini dari halaman Seblawong pengunjung harus terlebih dahulu memasuki halaman Jinem Kanoman dari sana terdapat pintu masuk menuju halaman Tajug Kanoman . HalamanTajug Kanoman dipisahkan dengan halamanSeblawong dan halaman Jinem Kanoman dengan tembok bata yang dilabur putih. Bangunan tersebut berukuran 3 x 2 x 2,5 meter dan berlantai semen bangunan tersebut terbuat dari batu bata, semen, tanah, dan air dan dilabur semen putih. Dalam bangunan tersebut terdapat lonceng yang cukup besar yang berfungsi untuk menandakan tanda tanda waktu istirahat tertentu dan untuk menandakan akan ada bahaya atau musibah lonceng ini digunakan pada saat ada kegiatan yang resmi bagi para sultan dan raja untuk berkumpul dan berbincang bincang.
Read More

BANGUNAN BERTINGKAT PERTAMA DI CIREBON

     Keraton Kanoman bangunan wisata tertua di Cirebon. Bangunan yang berada di belakang pasar kanoman ini, letaknya cukup tersembunyi. Bangunan Keraton kanoman persisnya menghadap ke arah utara. Keraton Kanoman didirikan pada tahun 1678 oleh Muhamad Badrudin atau Pangeran Kartawijaya yang bergelar Sultan Anom I. Bangunan di Keraton Kanoman ada Bangunan Semirang, Bangunan Jinem, Ruangan Purbayaksa, Bangunan Witana, Bangunan Keputren, Bangunan Siti Inggil dan terakhir yaitu Bangunan Pulantara. Di bangunan pulantara sering disebut dengan bangunan yang mistis.
     Pulantara merupakan bangunan yang bertingkat pertama pada masa itu di Cirebon. Bangunan yang dididirikan tidak lama setelah berdirinya Keraton Kanoman yaitu sekitar 1600 Masehi. Awal dibangun pada tahun 1988, dan hanya dibangun dengan waktu yang cukup singkat yaitu satu malam oleh Pangeran Cakrabuana dan Pangeran Walangsungsang dengan dibantu para pengikutnya dan konon ada campur tangan jin juga, maka bangunan berlantai tiga itu terwujud. Meskipun dibangun dalam waktu cukup singkat, kekuatan bangunan ini masih kokoh ratusan tahun. Bangunan Pulantara memang belum pernah di renovasi, hal itu karena pihak dari keraton tidak mau menghilangkan nilai sejarah dari bangunan itu. Namun bangunan ini kini ambruk, akibat diterjang oleh hujan disertai angin. Akibatnya, gedung yang dibangun pada 1988 ini tidak lagi memiliki atap dan dinding nya sudah hancur. Ambruknya gedung Pulantara ini terjadi pada tanggal 29 Mei 2011. Dulu fungsi bangunan Pulantara ini untuk para prajurit keraton istirahat. Kemudian penurunan fungsi kembali terjadi pada masanya Sultan Zulkarnaen sekitar abad ke -16 Masehi, bangunan Pulantara di fungsikan menjadi tempat penyimpanan benda-benda pusaka untuk upacara maulid. Namun sekarang bangunan pulantara sudah tidak dipakai lagi.
     Ketika menuju ke bangunan Pulantara akan melewati pintu kedaton, yang menghubungkan ke dalam kedaton. Kedaton merupakan tempat tinggal Sultan dan keluarganya. Pintu kedaton ini sudah sangat tua dan dibuka pada 1 tahun sekali pada setiap Maulid Nabi. Dibalik tembok ini ada satu ruangan khusus untuk tempat penyimpanan pusaka-pusaka dari jaman Prabusiliwangi.
     Bentuk dalam bangunan ini seperti barak ngelos, tiga tingkat. Bangunan Pulantara dikelilingi oleh pepohonan yang berada di ujung timur, halaman Keraton Kanoman yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 24,8 M lebar 13 M dan tinggi 9,5 M dan menghadap ke arah selatan. Di depan bangunan Pulantara terdapat air mancur yang cukup besar, namun air mancur ini air nya sangat kotor berwarna hijau. Ventilasi pada bangunan Pulantara ini ditutup semua dan di dalam menjadi sangat gelap. Dan di tembok depam bangunan Pulantara ini terdapat lubang kecil di dekat pintu, ketika tangan kita masuk ke lubang kecil itu akan merasakan udara di dalam itu dingin padahal ventilasi di bangunan Pulantara ini ditutup semua. Di dalam bangunan ini tidak ada isinya kosong. Bangunan Pulantara ini tergolong bangunan modern pada masanya. Dibuat dari batu bata dengan dinding campuran kapur sementara atap sudah menggunakan genteng dan tanah liat.
Read More

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Keempat

Gedong pusaka Semula gedung pusaka keraton , dibangun sekitar pada tahun 1800-an dengan sederhana menggunakan bilik bambu ,d idirikan...