Minggu, 13 Januari 2019

MENGENAL LEBIH DALAM KERATON KANOMAN

     Cirebon mempunyai beberapa tempat wisata yang kaya akan alam dan budaya, salah satunya yaitu Keraton Kanoman. Kebesaran Islam di Jawa bagian barat tidak lepas dari Cirebon. Sunan Gunung Jati adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyebarkan agama islam di Jawa Barat. Awal mulanya Pangeran Cakrabuana atau Pangeran Walangsungsang dan adiknya Nyai Lara Santang putra dan putri dari raja Prabu Siliwangi. Prabu siliwangi menyuruh kepada putra dan putri nya untuk sira sama ke mesir dan negri china. Di dalam Keraton Kanoman ini ada bangunan namanya Witana, putra dan putri Prabu Siliwangi tinggal di Witana untuk mensiarkan agama Islam di Cirebon.
     Keraton Kanoman didirikan pada pada sekitar tahun 1678 M oleh Pangeran Muhamad Badrudin atau Pangeran Kartawijaya yang bergelar Sultan Anom I. Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektar ini berlokasi cukup tersembunyi tepatnya di belakang pasar kanoman. Tepatnya berada di Jalan kanoman No.4, Kelurahan Lemah Wungkuk, Kecamatan Lemah Wungkuk. Di Keraton Kanoman ini tinggal sultan ke-12 yang bernama Pangeran Raja Muhammad Emiruddin beserta keluarga.
     Keraton ini masih terdapat peninggalan Sultan Gunung Jati yang masih tersimpan, seperti salah satu kereta kerajaan yang masih tersimpan adalah Paksi Naga Lima yang berbahan kayu sawo mateng dan dibuat oleh Pangeran Losari pada tahun 1350 saka atau 1428 M. Pemberian nama kereta tersebut berkaitan dengan bentuknya, yaitu gabungan antara paksi artinya burung, naga, dan lima artinya gajah yang memegang senjata berbentuk trisula. Keretan lain yaitu bernama Jempara merupakan permaisuri yang ukiran nya bermotif batik Cirebon. Kereta ini juga berbahan kayu sawo dan dirancang dan dibuat pada tahun 1428 M atas arahan Pangeran Losari. 
     Pertama kali masuk menuju ke dalam lingkungan Keraton Kanoman akan disambut dengan dua patung macan yang bernama Patung Macan Ali sebagai lambang Prabu Siliwangi. Begitu masuk tepat disebelah kiri terdapat bangunan yang bernama Semirang. Semirang merupakan tempat berseminya pikiran yang cemerlang (tempat untuk mencari ide), digunakan sebagai ruang tunggu tamu yang ingin menemui sultan.
     Dibagian tengah Keraton terdapat kompleks bangunan bernama Siti Inggil, Siti Inggil atau lemah duwur yang berarti siti (tanah) inggil (tinggi) artinya tanah yang tinggi. Bangunan ini merupakan saksi dari penyebaran agam Islam diranah Cirebon. Bahkan tempati ini pernah dipakai sebagai Pura atau tempat penobatan raja serta pemberian restu oleh Sultan pada acara perayaan di Keraton Kanoman, seperti misalnya acara peringatan Maulid Nabi dan Grebeg Syawal. Biasanya setelah Maulid Nabi, diadakanlah acara Gong Sekaten. Bangunan yang berwarna putih dengan hiasan piring-piring keramik dari China dan Belanda ini di tempel dengan teratur. Namun sayang sekali piring-piring keramik yang berada di bangunan ini sudah banyak yang lepas, retak dan tinggal setengah dari piring keramik itu. Karena ada yang mencokel dan diambil piring-piring tersebut.
     Cindera Mata di Keraton Kanoman yaitu Lonceng Gajah Mungkur sebuah bangunan yang menyerupai bangunan kolonial dengan lonceng yang berada di atas nya. Lonceng ini merupakan pemberian dari Jendral Raffles (inggris) Bangunan ini berada di dekat pintu gerbang di kompleks Kerraton Kanoman. 
     Tepat berada di sebelah Lonceng Gajah Mungkur terdapat Langgar. Langgar merupakan mushola Keraton Kanoman, berfungsi sebagai tempat sholat. Dibelakang tempat ini terdapat sumur Langgar.
     Di dekat Lonceng Gajah Mungkur terdapat bangunan yang bernama Jinem, Jinem merupakan bangunan utama Keraton Kanoman. Bangunan ini berbentuk panggung kayu tanpa dinding yang menjadi tempat sebagai ruang tamu Keraton untuk menerima tamu (tamunya Sultan). Lebih kebelakang lagi terdapat ruangan purbayaksa, bangunan Jinem dan ruangan Purbayaksa ini menjadi satu. Ruangan Purbayaksa didirikan pada tahun 1588 oleh Sultan Badaruddin (Sultan I) untuk menjalankan pemerintahan pemerintahan di Cirebon. Ruangan ini dalam nya terdapat bale, karang-karang dari pantai selatan, mandi mastaka, ruangan sirkulasi udara, keramik dari China dan Belanda, ruangan (Goa), dan katil untuk disemayamkan nya Sultan Kanoman. 
     Disebelah ruangan Purbayaksa terdapat bangunan Keputren yang di gunakan sebagai tempat tinggal putra dan putri Sultan. Bangunan yang bergaya kolonial ini dibangun pada oleh Sultan Anom II, I Pangeran Raja Adipatri (PRA), alimuddin. Sebelumnya putra dan putri Sultan tinggal di Pulantara.
     Setelah melewati bangunan Keputren dan memasuki lebih dalam lagu terdapat bangunan Witana, Witana merupakan bangunan yang pertama kali ada di Cirebon. Disekitar witanan terdapat kolam Witana, sumur Witana dan hiasan karang-karang. 
     Bangunan yang berada di halaman belakang ini bernama Pulantara, bangunan bertingkat pertama pada masa itu di Cirebon. Awal dibangun dalan waktu sangat singkat yaitu dalan satu malam oleh Pangeran Cakrabuana atau Pangeran Walangsungsang. 
     Dulu ada kepercayaan namanya Batu Kilan, Dengan cara mengukur batu ini dengan mengkilan. Kadang satu orang itu sampe tiga kali di mencoba mengkilan batu ini tetapi hasilnya tidak sama kadang lebih, kadang kurang, dan kadang juga pas. Menghitung batu kilan dengan dilakukakn beberapa kali harus sampe pas, misalnya melakukan satu sampe dua kali pas itu artinya hidup nya sudah cukup dan lebih baik. Tetapi ini kepercayaan zaman dulu. 
     Di bangunan Keraton Kanoman ini, dinding-dinding sudah tampak agak kusam. Dan beberapa hiasan dinding dan ukiran yang terbuat dari jayu jati juga sudah kusam. Di halaman bagian belakang terdapat dedaun yang berserakan dimana-mana dan membuat menjadi agak kotor. Masih terdapat sampah di berbagai lahan kosong dan banyak binatang soang yang berkeliaran dan suaranya cukup berisik cukup mengganggu saya yang observasi pada saat itu. Karena lokasi Keraton Kanoman ini cukup tersembunyi dan berada dibelakang pasar. Ketika saya akan menuju ke Keraton Kanoman akan melewati pasar yang begitu sempit dan kumuh membuat sangat terganggu. 
About Anggi Sulistyana

Pellentesque penatibus, sed rutrum viverra quisque pede, mauris commodo sodales enim porttitor. Magna convallis mi mollis, neque nostra mi vel volutpat lacinia, vitae blandit est, bibendum vel ut. Congue ultricies, libero velit amet magna erat. Orci in, eleifend venenatis lacus.

You Might Also Like

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.