Cirebon merupakan salah satu kota yang kaya akan seni dan budayanya. Selain sebagai tempat yang dikenal dengan berbagai wisata dan keindahan alamnya, Cirebon juga merupakan salah satu kota tempat tersebarnya bangunan bersejerah seperti keraton, dan salah satu bangunan bersejarah itu adalah Keraton Kanoman. Keraton Kanoman terletak di belakang Pasar Kanoman, akses masuknya pengunjung harus melewati pasar ketika ingin mengunjungi keraton ini. Ciri khas dari keraton ini adalah patung berbentuk macan berwarna putih yang letaknya di pintu masuk Keraton Kanoman. Keraton Kanoman didirikan oleh Pangeran Badridin pada tahun 1678 M. Di keraton ini ditinggali oleh sultan ke dua belas, yaitu Sultan Raja Muhammad Emirudin beserta keluarganya. Terdapat banyak ruangan yang ada di Keraton Kanoman salah satunya yaitu Witana.
Ketika pengunjung ingin mengunjungi bangunan Witana, maka pengunjung harus melewati beberapa ruangan dan peninggalan bersejarah lainnya seperti ruangan Semirang yang letaknya di dekat pintu masuk Keraton Kanoman, ruangan Langgar yang letaknya di seberang ruang Jinem dan Purbayaksa, ruang keputren sebagai tempat tinggal putra-putri sultan yang letaknya di samping ruang Purbayaksa, serta cendera mata Lonceng Gajah Mungkur yang letaknya di samping Langgar.
Bangunan Witana berasal dari kata awit dan ana. Witana adalah bangunan pertama yang ada di kota Cirebon. Witana juga merupakan cikal bakalnya kota Cirebon. Witana pertama kali didirikan oleh pangeran Cakrabuana pada tahun 1369. Tempat ini atau biasa disebut Bangsal Witana digunakan sebagai tempat tinggalnya Pangeran Cakrabuana alias Raden Walangsungsang. Bangsal Witana juga digunakan sebagai tempat menimba ilmu kebatinan dan tempat untuk beribadah bagi para sultan. Selain itu, Bangsal Witana juga digunakan sebagai salah satu tempat untuk memperingati hari jadi Kota Cirebon, yang diperingati setaip tanggal 1 Muharam. Di dalam Bangsal Witana terdapat satu tempat tidur atau biasa disebut saka yang tiangnya terbuat dari kayu yang diperuntukkan sebagai tempat tidur beliau. Tiang-tiang yang terdapat pada tempat tidurnya beliau masih asli semua termasuk tiang lain yang terdapat di Bangsal Witana, tiang ini terbuat dari kayu jati. Lantai yang terdapat pada Witana yang masih asli adalah batu ampar ( yang berwarna hitam ), yang lainnya telah di renovasi atau diganti. Bangunan Bangsal Witana berbentuk seperti joglo dengan bentuk ruangan terbuka, sehingga sangat menarik untuk dikunjungi wisatawan.
Selain Bangsal Witana, di Witana ini terdapat peninggalan lain seperti Kolam Witana yang digunakan untuk tempat mandi beliau, Kamar Witana yang digunakan untuk beliau I’tikaf, kemudian ada Mibar yang digunakan untuk beliau adzan ( naik keatas ), dan dibawah mibar terdapat batu terapi beliau, serta yang terakhir terdapat Sumur Witana yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan yang ada di Witana, kedalaman sumur ini kurang lebih sekitar 1 meter.
Bangunan Witana terletak di paling belakang bagian Keraton Kanoman. Walaupun bangunan ini sangat tua, namun perawatannya masih tetap terjaga. Witana menjadi salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, karena tempatnya yang di design sangat menarik juga letaknya yang tertata dengan rapi menjadikan tempat ini nyaman untuk dikunjungi. Namun kebersihan dari tempat ini masih kurang, karena banyaknya daun yang sudah layu berserakan di tanah yang menjadikan tempat ini kurang enak dilihat. Namun dengan adanya banyak pohon dan letaknya yang paling belakang membuat tempat ini sangat sejuk dan tidak membosankan.
0 komentar:
Posting Komentar